Senin, 13 Maret 2017

Menikah Saat Kuliah? Begini Cara Mengatur Keuangan

Baca Juga

Menikah Saat Kuliah? Begini Cara Mengatur Keuangan
Menikah Saat Kuliah? Begini Cara Mengatur Keuangan
Sahabat Ummi, asumsi yang kita gunakan bila kita menikah saat kuliah adalah kita belum memiliki penghasilan tetap dan masih ada biaya tetap (yaitu SPP) yang harus kita tanggung. Untuk itu, kebutuhan-kebutuhan yang harus kita tanggung dan pikirkan biasanya adalah:

1. Dana operasional untuk kehidupan sehari- hari

2. Biaya makan: untuk berhemat, kita bisa memasak sendiri dengan menu sederhana, namun sehat. Puasa, juga menjadi salah satu solusi baik untuk menghemat biaya makan.

3. Biaya transportasi: akan lebih baik bila kita dan pasangan tidak keluar bila tak perlu atau kita dan pasangan bisa berjalan kaki saat pergi ke suatu tempat yang tidak terlalu jauh. Sekaligus olahraga, kan?

4. Biaya senang-senang: sebagai pasangan muda adalah wajar bila kita dan pasangan ingin bersenang- senang. Nah, bagaimana caranya bersenang- senang tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Ada banyak cara tentunya. Salah satunya, mengikuti kuis berhadiah tertentu.

5. Biaya komunikasi: jangan anggap ringan biaya ini karena nyatanya kita sering kedodoran dengan biaya komunikasi. Untuk itu, pastikan kita berkomunikasi untuk hal- hal yang penting. Pun dengan jejaring sosial, akan lebih bermanfaat bila jejaring sosial digunakan untuk menjual barang atau jasa bukan daripada kita gunakan untuk update status tidak jelas.

6. Bayar SPP, buku, dan segala macam yang berhubungan dengan kuliah

Ini adalah biaya tetap (fixed cost) yang harus kita sisihkan di awal. Jelas, kita menikah saat masih kuliah otomatis ada biaya yang harus kita tanggung. Sebaiknya, jangan berspekulasi dengan menggunakan biaya SPP untuk kehidupan sehari- hari. Pentingkan jangka panjang. Jangan hanya karena ingin makan enak, kuliah kita keteteran karena menunggak biaya SPP.

1. Tempat tinggal, dengan asumsi kita dan pasangan ngekos

Untuk melatih kemandirian, seyogyanya kita ngekos atau mengontrak rumah. Tapi, tinggal di rumah mertua atau orang tua tentu tak masalah asalkan ada kesepakatan dan tidak tinggal dalam jangka waktu lama.

2. Investasi, mungkinkah, dan perlukah?

Investasi perlu dilakukan sejak dini dan harus sedikit dipaksa. Bila tidak, kita cenderung akan sembrono dalam menggunakan uang atau tidak berusaha dengan maksimal. Untuk pasangan muda, investasi yang aman adalah LM (Logam Mulia). Investasi ini bisa dikatakan bebas risiko karena emas adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui sehingga nilainya pasti akan naik dalam jangka panjang bila dikonversi ke mata uang. Bila tidak percaya, coba tanyakan berapa nilai satu gram emas saat ini dengan nilai yang sama sepuluh tahun yang lalu.

Lalu, bagaimana cara menyisihkan uang untuk berinvestasi emas di tengah kondisi yang pas-pasan. Tak perlu berkecil hati, mulailah dari menyisihkan uang setiap hari, terserah berapa jumlahnya, Rp 10.000,00 misalnya. Dalam jangka waktu satu tahun, berapa jumlah uang kita? Rp 3.650.000,00. Dengan uang sejumlah tersebut (minimal) kita sudah bisa mendapatkan LM 5 gram yang nilainya pasti akan terus bertambah di masa depan. Untuk pasangan muda, hal tersebut bisa dikatakan awal yang bagus.

Bila dilihat dari sisi perjuangan, pasangan suami istri yang menikah saat kuliah memang harus “mengayuh” dengan susah payah karena peralatan “tempur” yang dimiliki belum sempurna. Namun, percayalah semua kerja keras tersebut akan terbayar. Hanya yang berani yang mengambil kesempatan emas tersebut.

Referensi:
Aprilina, Prastari dan Miyosi Ariefiansyah. "Nikah Muda Nggak Bikin Mati Gaya". 2013. Jakata: Bhuana Ilmu Populer.

Related Posts

Menikah Saat Kuliah? Begini Cara Mengatur Keuangan
4/ 5
Oleh